Pertamax

Assalamualaikum semuaa

Pengalaman pertama apa yang membuatmu sangat bergairah terkesan? Setiap orang pasti memiliki atau melakukan hal-hal yang baru pertama kalinya dilakukan. Mungkin cuma lima atau 10 menit tapi efek magisnya menahun *nah loh apaan yak.

1. Test pack

Pernah beli dan nyoba test pack? yang cowok tolong tunjuk idung 😀 hehehe. Belinya dimana? Apotik ada, alfama*t, Indoma*t ada. Biasanya klo di toko modern letaknya sebelah kiri kasir deket kond*m. Sebenernya pengen iseng sih beli kond*m, biar merasakan sensasi malunya. Soalnya banyak lho ternyata yang malu tapi mupeng dengan benda itu. Buktinya, saya tahu letaknya di sebelah kiri kasir karena info dari beberapa teman. Eh iya lho ternyatahhh..

Meskipun di jari saya ada mas kawin, tapi rasanya pas beli test pack itu pengen nunjukin buku nikahnya sekalian deh. Soalnya muka saya kan masih SMA *gampar baliho, takut dikira LKMD (lamar keri meteng disit, istilah dalam bahasa jawa untuk dilamar belakangan, hamil duluan). Kebetulan saya belinya di toko modern bukan di apotik, sekalian belanja bulanan. And then, saya agak bisik-bisik ke kasirnya.

Mbakk.. adda test paaackkk nggak? dengan lemah lembut dan nelen ludah. Oh ada, katanya sembari nunjukin rak di sebelah pintu masuk. Saya ngeliatnya agak lamaan, tanggal kadaluarsa, merknya, cara penggunaannya. Sebenarnya pengen nanya ke mbak kasirnya, itu cara makenya gimana walaupun udah ada petunjukknya,hehhehe. Saya itu tipenya ke siapa-siapa pengenya nanya, orang abis beli test pack aja yang saya bbm ada 5 orang hahaha. Pertanyaanya sama semua, ini gimana makenya wkwkwkwkwkwk *baca doong jenkna

Trus trus test packnya buat apa sekarang? dikoleksi disimpen dong buat persediaan. Udah nyoba satu sih dan hasilnya negatif :/  😀

IMG-20150130-01856

2. Mencuci, menyetrika, melipat baju suami

Saya suka pekerjaan ini, entah kenapa. Dibanding masak saya suka lipet2 baju xixixii. alasanya? Ya suka aja. Biasanya pas lipet baju, pas suami masih kerja. Kalo udah rapi rasanya gimanaaa gitu. Nggak dapet pujian juga nggak papa. yang penting, suami pulang kamar udah rapi. Mungkin karena belum punya anak ya, kalau udah ada anak, sini lagi lipet, situ ngompol **garuk-garuk tanah 😀

 ehm dua aja dulu yaaa, kebanyakan takut muntah, ada yang mau nambahin? Seneng deh kalau bisa membaca pengalaman pertama kalian yang bener-bener baru pertama seumur hidup 😀

SALAM CINTA

JENKNA^^

Gue PMS Tauuuuuu!!

Mungkin sebagian besar putus cinta dan perceraian dilatarbelakangi hormon belaka *note by jenkna

Perempuan diberi banyak karunia. Tubuhnya bisa memberi lebih banyak manfaat bagi kehidupan manusia lain. dia punya rahim untuk “menyimpan bayi” dan dia juga punya payudara agar bayi mendapat asupan gizi yang baik untuk tumbuh kembangnya.

Tapi sebelum merasakan beratnya masa kehamilan, melahirkan dan menyusui, perempuan harus melewati siklus bulanan yang juga tak kalah sulit. Bersyukurlah kaum wanita yang tidak pernah merasakan atau bisa mengalihkan atau bahkan tidak peduli dengan reaksi-reaksi perubahan hormon ditubuhnya. Sehingga dia bisa menjalankan aktivitasnya tanpa gangguan sedikitpun.

Tapi bagi yang mengalami

Pre-menstrual Syndrome (PMS)

Ada sebuah zat yang tak terbaca oleh logika dan membuat perempuan merasa aneh untuk beberapa hari. Sulit untuk memahami, meskipun dokter mengatakan itu bisa dipelajari secara ilmiah dan solusinya sangat mudah. Kalau ada yang bilang. hidup itu tak semudah kata-kata Mario Teguh, aku juga bisa bilang, dokter boleh ngomong apa aja, tapi dia pasti juga bisa PMS. (hahaha)

Oke kenalan dulu sama PMS. Boleh nyontek blog tetangga nih…

PMS adalah kumpulan gejala yang terjadi secara periodik sebelum timbulnya darah menstruasi yang memengaruhi aktivitas normal harian dan kualitas hidup. Menurut dr Ferdhy Suryadi Suwandinata SpOG, PMS dikatakan masih normal bila tidak menimbulkan gejala psikosomatik yang berat seperti perubahan mood dan tingkah laku yang fatal. Bila sudah membuat perubahan yang radikal, hal ini dapat dikategorikan sebagai premenstrual dysphoric disorder (PMDD).

Pada kondisi ini, berbagai gejala fisik dan psikologis (emosional) yang cukup parah, sehingga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Umumnya gejala yang timbul terbagi tiga kategori:

– Gejala fisik; kembung, payudara bengkak dan sensitif, sakit kepala, sakit pinggang, berat badan naik, kaki bengkak, retensi cairan, nausea (mual), nyeri otot dan persendian.

– Gejala psikologis; mudah tersinggung, marah, depresi, mudah menangis, moody, mudah lupa, merasa sendirian, merasa kurang istirahat, kurang konsentrasi, kurang energi, kepercayaan diri rendah, mudah bingung, stres.

– Gejala perilaku; kelelahan (fatigue), insomnia, pusing (dizziness), perubahan keinginan seksual, sering ngemil,cepat haus, makan berlebihan, kurang minat pada pekerjaan dan sosial, merasa kurang efisien, ingin sendirian.

Gejala PMS di atas disebabkan oleh adanya perubahan hormon progesteron secara periodik.  Saat PMS biasanya muncul reaksi emosi tertentu. Menjelang menstruasi, terjadi peningkatan aktivitas dari hormon-hormon di sekitar rahim. Hal ini tentu tidak dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang “biasa” ataupun “rutin” semata, karena kerja semua organ tubuh wanita di masa premenstruasi ini, seolah “berpusat” pada daerah rahim dan memengaruhi sekitarnya. Misal, asupan oksigen yang berkurang karena oksigen yang terdapat di dalam sel darah merah bekerja keras dalam proses metabolisme hormon sehingga membuat otak kurang dapat berpikir jernih. Hal-hal yang biasanya dianggap rutin bisa sangat mengganggu pikiran.

Agar PMS tidak menjadi hal yang negatif, kenalilah kondisi pribadi sendiri sehingga bisa mengantisipasinya saat muncul. Wanita perlu belajar mengelola reaksi-reaksi emosi agar lebih terkendali, dapat mengemas persoalan pribadi dengan menggunakan cara berpikir yang lebih logis dan tidak bersikap reaktif. Hal ini penting diperhatikan, agar ketika tubuh sedang tidak fit, terlebih karena PMS, emosi tetap terjaga, tidak menjadi terlalu impulsif sehingga menimbulkan suatu efek penerimaan yang negatif dari orang-orang di sekitarnya.
Kondisi pikiran yang terbagi antara menanggapi persoalan objektif yang terjadi di luar tubuh dengan mengatasi ketidaknyamanan reaksi dalam tubuh, akan membuat stres muncul lebih cepat. Jika aktivitas padat, lakukan perencanaan aktivitas disesuaikan dengan jadwal menstruasi bulanan.
Dengan memiliki perencanaan bulanan yang baik dan teratur,  wanita akan mudah mengelola aktivitas harian dan mencapai target-targetnya tanpa terlalu diganggu dengan munculnya PMS.

Tapi yang terjadi adalah, sekuat apapun (ini kasusku) mengontrol emosi, kadang terpancing untuk tetap meledak juga. Merasa sendirian, merasa kurang istirahat, bingung, stres, rendah diri tiba-tiba mendominasi. Padahal diluar PMS, bisa sangat biasa. Sensitivitas itu muncul bak air bah. Langsung naik ke derajat tertinggi, meski setelah meletup langsung menyesalinya.

Tapi seberapa laki-laki paham dengan kondisi perempuan yang lagi PMS. Bahkan mereka sering mengejek kalau itu sebenarnya tabiat. Bukan karena nona hormon sedang menari-nari dalam tubuh. Mereka lebih mudah merasa kasihan dengan gejala-gejala fisik seperti rasa nyeri di perut. Tapi sulit untuk memahami perubahan secara psikologis. Nggak bisa terima kalau ceweknya mudah ngambek untuk hal-hal sepele. Andai laki-laki punya PMS, mungkin perempuan juga akan sulit memahaminya secara psikologis.

Jadi syarat mencari pasangan selain ganteng, pintar, alim dan kaya harus ditambah satu lagi. Mau belajar soal PMS. Itu penting. Bagi perempuan yang memiliki siklus rutin, tanggal-tanggal dimana dia menjadi “monster” bisa diprediksi. Sehingga solusinya bisa dicarikan bersama-sama. kalau ada suami siaga, suami ASI, harus ada juga suami masa PMS.

Adakah yang seperti itu, bisakah menemukannya di sudut-sudut belahan dunia ini? hehehe…yang hatinya begitu sabar dan ikhlas menerima teriakan Gue PMS Tauuuuuu! Dulu ada sih, cowok yang pas aku marah-marah dia tetap tabah dan meredakan aku dengan kata-katanya yang lembut “kamu lagi PMS ya?” setelah itu aku justru malu karena tidak bisa mengendalikan emosi. Waktu itu, aku merasa di organisasi telah berbuat banyak, tapi kaya nggak dianggep kerja gitu. Niatku sebenarnya nggak salah, cuma ingin protes tentang tupoksi, tpembagian tugas dan tanggungjawab yang sudah aku kerjakan dengan benar. yap, setidaknya menurutku sudah benar.Tapi dia datang malam-malam, dan menganggap itu semua kurang maksimal. Kalau lagi normal, mungkin aku interopeksi diri, protespun nadanya sopan. Tapi karena lagi mens pertama, aku meledak. nada biacaraku tinggi banget..untungnya dia paham soal PMS.

Sayang, cowok itu nggak ada duplikatnya dan sekarang sudah menikah hehehe…

Ohya tapi buat perempuan yang menggunakan PMS sebagai alasan marah-marah, itu sangat tidak berbudi. Kenali saja, jika sudah mengalami menstruasi tetap marah-marah, itu adalah karakter.

Berikut ada gambar-gambar kartun soal PMS. Disini

Bisa bunuh pasangan??

Bisa anarkis…

Bisa marah-marah parah

Semoga bisa menjadi info yang bermanfaat

Salam hangat Jenkna ^^

** Baiklah sekarang aku lagi PMS jadi jangan macem-macem ya hehehe