Hamil itu anugerah yang tidak bisa diterjemahkan lewat kata, saking terlalu indahnya. Bagi mereka yang hamil dengan cara yang benar hehe (maksudnya nggak hamil di luar nikah). Banyak sekali perkara yang harus dicatat ibu hamil, mulai dari jadwal minum susu, jadwal periksa, sampai kelas hamil.
Nah, mumpung ibu bidan Ragil Ayu Laras mengadakan kelas hamil di Desa Pamijen, Sokaraja, Banyumas, kenapa nggak sekalian diajarin bisnis juga 😀 . Oke, setiap anak yang lahir, pasti mempunyai rejekinya sendiri. Tapi daripada menunggu, lebih baik menjemput rejeki itu lebih dini. Suami memang pencari nafkah, tapi kalau si istri ingin membantu perekonomian keluarga, tanpa harus meninggalkan tumbuh kembang anak dan masih tetap bisa di rumah sembari melakukan pekerjaan domestik, why not?
Uang memang bukan segalanya, tapi begitu anak sakit, harus ke dokter, mungkin harus ke rumah sakit, anak masuk sekolah, suami butuh dana untuk pengembalian hutang tak terduga, uang menjadi segalanya. (amit-amit) Ketika suami meninggal, banyak sekali istri tumbang, karena tidak memiliki pegangan. Terutama masalah keuangan. Anak-anak masih kecil-kecil dan masih butuh pengawasan, tegakah ditinggal bekerja ke luar rumah dalam waktu lama?
Saya memang belum bersuami, belum memiliki buah hati juga. Tapi pemikiran jauh seperti itu sudah saya rancang. Financial freedom, yah, saya harus memiliki investasi jangka panjang untuk hidup saya, keluarga kecil saya kelak, yang bisa saya kerjakan dari rumah. Saya berkali-kali bilang DARI RUMAH. Kenapa? Pasalnya, saya tumbuh di sebuah keluarga yang memiliki figur ibu yang kuat. Ibu saya tidak bekerja. Hanya mengurus anak dan pekerjaan domestik. Saya tahu betul, saat ayah saya tidak memiliki uang misalnya, ibu ingin mengusahakan tapi usaha apa? Tidak ada yang bisa dilakukan. Hanya bingung. Paling-paling, menjual kelapa dari kebun, menjual buah-buahan yang lain, atau menjual yang bisa dijual hehehe. Makanya, ibu sering berpesan “nak, nggak boleh kaya ibu ya, bisanya cuma nyadong (minta-red).” Orangtua manapun, pasti ingin anaknya lebih baik dari mereka. Saya sendiri sudah tidak sabar membahagiakan mereka. Ketika kita berkelimpahan, siapa yang akan senang? orangtua juga, karena rejeki kita juga akan mengallir ke mereka meskipun mereka tidak meminta.
Kembali ke kelas hamil..
Begitu kelas hamil selesai, saya, nuning, titik, dian dan laras mulai memperkenalkan peluang bisnis oriflame. Dibanding bisnis lain, oriflame minim resiko, modalnya juga relatif kecil. Bulan ini pendaftaran hanya 24.900. Itupun akan menjadi cashback, jika member order senilai Rp 200 ribu. Ketakutan seorang member baru adalah dia akan “dipaksa” “diperas” “diintimidasi” hehehe oleh uplinenya untuk memenuhi targat. Padahallll…semua tergantung niat masing-masing member saat bergabung.
BAGUS SIH, TAPI MAHAL. itu pertanyaan pertama. Mereka mengakui, kualitas oriflame itu bagus. Tapi harganya itu lhoo, di atas rata-rata. Begitu katanya :). Nah, kalau mau harga lebih terjangkau, jadilah member. Emang member boleh cuma jadi pemakai aja? Boleh doong. Nggak ada paksaan kok untuk jualan. Ketemu kan solusinya. Mau murah ya jadi member. Setelah itu alihkan belanja bulanan ke oriflame, mudah kan? Setiap bulan, bukannya kita pakai sabun, pasta gigi, shampo, bedak, hand body? Nggak mungkin mubazir, pasti kepakai.
MALES TERGET. TAPI PENGEN DAPET UNTUNG. Pertanyaan kedua. Ya, jadi penjual aja. Boleh dipakai sendiri, boleh jualan. Dapat untung 23 persen dari harga katalog kan lumayan. Lumayan apa lumanyun ya? kalau buat saya sih lumayan banget. Jangan kalah sama bakul gorengan, angkringan, yang sehari bisa ngumpuin duit 100 ribu. hehe. Tapi ya itu, kalau cuma jualan doang, cuma dapat untung dari hasil jualan aja. Belum dapat gaji dari oriflame.
MAU KAYA MBA NADIA MEUTIA. Pertanyaan ketiga. Oh siapa yang nggak mau. Penghasilanya udah ratusan juta. Dapat CRV dan BMW gratis. Setiap tahun bisa jalan2 ke luar negeri. BISAA. Silahkan jadi pemakai, sekaligus jualan sekaligus merekrut, membina mereka. Kaalau kita mensukseskan meereka, otomatis kita sukses. Sukses Berjamaah judulnya. Tapi ngga ada bisnis yang tanpa kerja keras. Saya katakan ini bukan bisnis yang MUDAH, tapi BISA dilakukan, buktinya kemarin yang ikut director seminar di Jogja ada 1800 orang yang minimal ada di level Senior Manager dengan gaji 4-7 juta per bulan. Mereka itu semua juga dari noolll 🙂
Pesertanya dobel sama yang di perut. Terimakasih untuk para ibu-ibu hebat di Pamijen Sokaraja. Selamat datang untuk mba Tantri dan mba Anis sebagai member baru di jaringan kamii. Bu Bidan Laras paling depan dengan senyum sumringahnya.
ibu hamil muda biar ngga pucet boleh kok dandan minimalis. Kosmetiknya pastikan yang aman yaaa…
foto narsis nggak boleh ketinggalan. Perkenalkan ini teman satu kantorku nuning widyaningsih. Sejak jadi wartawan bareng, satu angkatan. Sekarang, dia yang mengenalkan pertama kali soal bisnis oriflame. Dia ibuku, pembuka pintu rejekiku di bisnis oriflame. Insya Allah bulan ini, kami mau menjemput level Senior Manager bareng2 Amiinn. Dulu waktu masih jadi wartawan, kucell hehhee sekarang setelah di oriflame, lihat dooong binar-binarnya. Banyak yang mengatakan kamii lebih cantik.. ya, karena cantik itu memang dari dalam dooomm.. pett hahhaa. Lebih dari itu kok. Karena di bisnis ini, mindsetnya emang udah positifff terus.. nggak sempet mikir yang negatif2. Ngeluh dikit bolehh, tapi harus semangat lagi.
ini mba tantri (kiri) dan mba anis (kanan)..Beliau mau menjemput sukses juga di oriflame. Semoga kami amanah untuk membantu mewujudkanya. Selamat datangg :*
Oke, roadshow masih terus berlanjut. Insya Allah, tanggal 22 Maret 2014, ada kegiatan donor darah di Kebasen. Nah… cocok banget tuh sambil ngenalin peluang bisnis oriflame. See ya later.
SALAM CINTA,
Indri Agustina “jenkna”
http://www.indriagustina.com