Si Kuda Besi

hatcyiiiiiiiiiiiiiiiiii

ya ampun ni lapak eh blog berdebu amat yak. Rumputnya dah tinggi-tinggi pula. Tapi sebagai calon mak-mak yang males sepertinya tidak perlu beres-beres dulu. Rumpii dulu yukkk…

Pertama-tama, saya akan memperkenalkan sebuah benda yang menemani saya hampir uhm…empat tahun di jalanan raya yang bengis (kecelakaan udah tiga kali gan…). Yap si kuda besi merah yang sudah berpindah tangan ke orang lain alias dijual sama daddy saya. Meskipun produk lama tapi ternyata banyak peminatnya. Belum pernah turun mesin. Tahan banting (ya eyalah udah pernah remuk tebeng gara-gara ciuman sama mercy), dan larinya juga masih woke. Meskipun banyak kenangan,toh memang sudah waktunya dilengserkan. Kasarnya, udah jadul, mau ganti nyang baruuu…

Gambar

Gagah eh cantik ya si kuda besi merahku. Apalagi nyang duduk di atasnya.hahahahha, cantik karena ketutup helm (tuing tuing).

Tapi yang ingin saya bahas adalah sebuah penelitian kecil-kecilan yang pernah saya lakukan saat masih kuliah dulu. Kebetulan saya kuliah di Universitas Negeri Jendral Soedirman Purwokerto. Sebuah kota kecil, tapi memiliki mahasiswa yang “uniknya” banyak berasal dari ujung kulon haaha maksud saya daerah Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya. Teman-teman saya yang datang dari garut, bekasi, ragkasbitung, ciamis, pangandaran, tasikmalaya banyaaaakkkk sekalii. Dan…survei yang pernah saya lakukan, rata-rata mereka tidakbisa naik motor. Jadi kalau bepergian ya mengandalkan ojek (baca : teman), angkot, atau jalan kaki. Tapi setelah setahun dua tahun mereka akan mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan Purwokerto yang kebanyakan lalu lintasnya dipadati sepeda motor. Merekapun akhirnya belajar. Jadi, tidak hanya lulus jadi sarjana, tapi juga sukses naik motor hahahhaa..

Sayangnya survei yang saya lakukan tidak secara mendalam. Saya belum tahu pasti alasan, teman-teman saya dari arah barat itu. Pasalnya, mayoritas mereka belajar menggunakan motor begitu berada di tanah Jawa. Sedangkan teman-teman dari arah timur seperti Jogja dan sekitarnya, termasuk dari daerah ngapaknya sendiri yaitu Purbalingga, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, berlaku sebaliknya.

Saya sebenarnya sangat penasaran sampai sekarang. Mungkin setelah berjalannya waktu tren itu berubah. Siapa tahu mahasiswa dari arah barat sana saat ini malah datang langsung beserta sepeda motornya hahaha. Selain bawa perlengkapan rumah tangga saat cari kos tentunya. Hem..tapi mengingat mahasiswa sekarang bawaannya sudah mobil ya mungkin survei tidak perlu lagi dilakukan hahahaha…

Tapi mungkin blogger lain punya jawaban atas survei dangkal saya ini?

tell meee please ^^

 

SALAM CINTA

JENKNA